Kamis, 07 Mei 2015

Tips photography

Sebagai seorang fotografer, kita pasti tidak akan pernah lepas dari kegiatan “PEMOTRETAN”. Berikut ini akan saya berikan tips fotografi. Semoga bermanfaat:
Pemotretan terbagi dalam 3 bagian, yaitu Pre-Photograph, Photographing Time, dan Post-Photograph.

Pre-Photograph

Tahap pertama yang menjadi pondasi dari sebuah pemotretan adalah tahap Pre-Photograph. Pada tahap ini, Anda harus benar-benar memastikan segala hal yang Anda bawa sudah sesuai dengan tema pemotretan. Jangan sampai Anda membawa hal yang tidak perlu Anda bawa, dan jangan sampai juga Anda tidak membawa hal yang Anda perlukan.

RULE 1: Memory Kosong, Baterai Full. JANGAN TERBALIK!

Rule pertama dan paling penting adalah pastikan memory kosong sebelum Anda melakukan pemotretan. Pastikan semua data dari pemotretan sebelumnya sudah di-backup ke Hard Disk atau komputer dan sudah dihapus dari memory card. Pastikan juga Anda membawa memory card cadangan. Kenapa harus begini? Saya ga bakal memotret banyak juga kok? Momen berharga bisa datang kapan saja, dimana saja, bahkan terkadang tanpa kita duga. Jangan sampai momen berharga yang bisa kita abadikan tersebut harus terlewatkan hanya karena memory card sudah penuh.
Selain itu, baterai yang digunakan harus full. Pastikan sudah men-charge baterai kamera satu hari sebelum melakukan pemotretan. Jangan lupa juga untuk membawa baterai cadangan bila ada. Lebih baik lagi jika Anda menggunakan battery grip. Namun, untuk pemakaian battery grip juga harus hati-hati, karena posisi display baterai kamera selalu full. Saya merupakan salah seorang pengguna battery grip. Saya pernah melakukan sebuah pemotretan, dan saya selalu mengira baterai kamera saya masih banyak dan tidak akan habis. Namun, ternyata ketika baru melakukan pemotretan, ternyata baterai langsung habis dan kamera mati! Untung saja waktu itu pemotretan dilakukan di studio dan bisa menemukan colokan listrik untuk charge, sehingga saya menggunakan salah satu baterai secara biasa sambil men-charge baterai yang lain, dan menukarnya saat salah satu sudah habis. Bisa bayangkan bila pemotretan dilakukan di alam bebas? Jangan biarkan pemotretan Anda kacau karena baterai kamera habis. Siapkanlah dengan matang sebelum melakukan pemotretan!

RULE 2: Pilih Jenis Lensa yang Tepat

Pemilihan lensa (lensa wide, lensa normal, atau lensa tele) tergantung oleh lokasi dan objek yang akan Anda foto. Lensa yang sering digunakan adalah antara 28-135 mm, karena lensa jenis tersebut tidak menimbulkan distorsi, terutama ketika ingin memotret wajah seseorang. Selain itu, lensa dengan range tersebut juga tergolong murah dan mudah didapatkan di pasaran.
Lensa wide digunakan untuk pemotretan pemandangan (landscape) atau foto bersama. Lensa jenis ini mampu mengambil gambar seluas mungkin, tergantung kekuatan lensa wide tersebut. Lensa yang tergolong lensa wide adalah lensa dari 18mm ke bawah.
Untuk pemotretan di studio, disarankan untuk menggunakan lensa normal fix 50mm, karena saat pemotretan di studio kita tidak perlu mengubah zoom. Selain itu, lensa fix biasanya memiliki kekuatan aperture atau f/ yang besar, sehingga mempercantik gambar yang dihasilkan.
Lensa tele atau lensa panjang biasa digunakan untuk pemotretan dari jarak jauh, seperti untuk memotret binatang buas atau acara olah raga di lapangan yang luas. Lensa jenis ini juga membuat fotografer yang memakainya tampak gagah dan berwibawa.

RULE 3: Peralatan Lain yang Perlu Dibawa

Selain mempersiapkan kamera dan lensa, kita juga perlu membawa peralatan atau asesoris lain yang perlu dibawa untuk menunjang pemotretan.
Selalu bawa alat pembersih kamera dan lensa seperti blower dan lenspen untuk berjaga-jaga bila lensa tiba-tiba kotor atau terkena embun. Lebih aman bersihkan dengan blower dan lenspen.
Jika Anda sedang melakukan hunting foto dengan tim di alam, sebaiknya Anda membawa peluit untuk berjaga-jaga bila ada yang tersesat, karena di alam liar sangat sulit untuk mendapatkan sinyal handphone dan sangat berbahaya apabila tersesat dan terpisah dari rombongan.
Jika Anda akan melakukan foto model atau foto objek yang penting, bawalah Flash atau Reflector untuk menunjang pencahayaan. Kita tidak tahu situasi cahaya yang ada di lokasi pemotretan, bisa cerah bisa juga mendung. Persiapkanlah itu.
Jika Anda akan melakukan pemotretan low speed seperti fun with light atau air terjun, atau ketika Anda akan melakukan foto bersama, jangan lupakan tripod!

Photographing Time

RULE 4: Pegang Kamera dengan Benar


Peganglah kamera seperti pada gambar. Topanglah lensa untuk menghindari getaran. Ketika hendak memotret, tahanlah napas Anda untuk meminimalisir getaran yang terjadi.

RULE 5: Exposure

Exposure adalah kombinasi yang tepat antara ISO, Shutter Speed, dan Aperture. Exposure yang tepat menghasilkan gambar dengan pencahayaan dan kualitas gambar yang tepat. Gambar yang terlalu terang dinamakan Over Exposure, sedangkan gambar yang terlalu gelap dinamakan Under Exposure
ISO yang digunakan usahakan sekecil mungkin. Suasana lokasi pemotretan yang terang menggunakan ISO kecil, sedangkan lokasi pemotretan yang gelap menggunakan ISO besar. Untuk pemotretan di luar ruangan disarankan menggunakan ISO 100 atau 200, tergantung kondisi cuaca cerah atau mendung. Untuk pemotretan di dalam ruangan, disarankan menggunakan Flash dan ISO secukupnya. ISO yang terlalu tinggi dapat menimbuklan Noise atau bercak-bercak pengganggu pada gambar.
Shutter Speed adalah kecepatan sensor dalam merekam sebuah gambar. Pada umumnya, shutter speed yang digunakan untuk memotret objek tidak bergerak adalah 1/60 detik. Jika shutter speed lebih lambat dari 1/60, maka hasilnya bisa jadi kurang baik karena getaran tangan. Oleh karena itu Anda harus menggunakan tripod atau monopod. Shutter speed lebih lambat dari 1/60 biasa digunakan untuk memotret interior ruangan atau cahaya lampu, sedangkan shutter speed yang lebih cepat dari 1/60 biasa digunakan untuk memotret benda bergerak seperti acara olah raga.
Aperture adalah bukaan pada lensa yang fungsinya seperti pupil pada mata. Bukaan yang besar ditandai dengan angka f/ yang kecil, begitu pula sebaliknya. Semakin besar aperture lensa tersebut (angka kecil), maka akan semakin fokus dan indah objek yang dihasilkan. Aperture yang besar (angka kecil) biasa digunakan untuk foto model atau objek tertentu, sedangkan aperture yang kecil (angka besar) biasa digunakan untuk foto pemandangan atau foto banyak orang.

RULE 6: Lingkungan Memotret

Pengenalan waktu yang tepat untuk melakukan pemotretan di Indonesia sangat mudah, karena Indonesia merupakan negara tropis dan waktu terbit dan terbenamnya matahari relatif sama setiap harinya. Matahari terbit sekitar pukul 6.00 dan terbenam sekitar pukul 18.00.
Waktu terbaik untuk melakukan pemotretan di Indonesia adalah sekitar pukul 8.00 – 10.00 dan 15.00 – 17.00, karena pada jam tersebut cahaya matahari tepat, tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap.
Arah datangnya cahaya memengaruhi bayangan yang terbentuk. Cahaya yang datang 45 ° akan memberikan efek dimensi atau kedalaman, sedangkan cahaya yang datang dari depan akan menghasilkan gambar objek yang datar. Cahaya yang datang dari samping akan sangat baik untuk memotret tekstur yang kasar. Cahaya yang dimaksud bisa berupa cahaya matahari, cahaya lampu, atau cahaya dari flash.
Background dalam fotografi terbagi atas tiga jenis, yaitu background polos, geometris, dan organik.
Background yang polos terdiri atas satu warna, biasanya berwarna putih. Background seperti ini bisa kita temukan pada tembok, atau pemotretan di studio yang biasa menggunakan layar.
Background geometris bisa kita temukan ketika melakukan pemotretan di perkotaan. Background yang merupakan jendela, pagar, dan pintu umumnya memiliki bentuk geometris seperti garis atau kotak-kotak.
Background organik adalah background yang tidak memiliki bentuk yang jelas dan biasa ditemukan di alam, serperti awan dan ombak.
Pemilihan background bisa disesuaikan dengan tema foto yang akan diambil.

RULE 7: Pemotretan

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, cobalah untuk mengambil gambar sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda. Dari banyak gambar, pasti ada beberapa yang terbaik.

Post-Photograph

RULE 8: Pindahkan Data dari Kamera dengan Hati-Hati

Nama file dari foto diberikan oleh kamera. Ketika memory card kosong, nama file bisa jadi sama dengan file-file yang telah dipindahkan ke komputer. Jangan sampai ada foto yang terhapus ketika sedang memindahkan foto ke komputer. Akan lebih aman jika Anda membuat folder khusus yang berbeda setiap kali Anda melakukan pemotretan. Pastikan semua foto telah ter-back up sebelum Anda menghapus semua file dalam memory card.

RULE 9: Lakukan Editing Bila Perlu

Setelah Anda melihat dan memilih foto-foto terbaik, terkadang Anda merasa foto tersebut terlalu gelap atau terlalu terang atau kurang tajam. Anda dapat melakukan editing di Photoshop, namun jangan terlalu banyak. Mungkin Anda dapat sedikit mengatur brightness dan contrast saja, atau mengatur ketajaman dari warna. Seiring berjalannya waktu kurangilah frekuensi Anda mengedit foto, lama kelamaan Anda pasti bisa menghasilkan gambar yang terbaik tanpa harus di-edit.

sumber :http://rncphotograph.com/photography-tips

Tidak ada komentar:

Posting Komentar