AYUK KE NGAWI......!!!
Museum ini ditemukan oleh seorang berkewarganegaraan Belanda, Eugene Dubois. Fosil yang paling populer yang pernah ditemukan di Ngawi, yaitu Pithecanthropus Erectus, ada di museum bersejarah ini.
Disamping manusia purba didalam museum sendiri juga banyak ditemukan berbagai macam fosil binatang purba, yang paling terkenal adalang ditemukan gading gajah purba.
TAWUN
Taman rekreasi Tawun adalah taman rekreasi dan kolam renang yang terletak sekitar 7Km sebelah timur kota Ngawi.
Dalam taman rekreasi ini, selain kolam renang juga terdapat danau buatan yang dilengkapi dengan kano, kebun binatang mini, area memancing dan kolam kura-kura.
Setiap setahun sekali pada hari selasa Kliwon, tepatnya sesuai kalender Jawa, selalu diadakan ritual tradisional Keduk Beji, sebagai upacara ucap syukur setelah panen.
WADUK PONDOK
Bendungan ini terletak di desa Dero Bringin, sekitar 6 Km sebelah timur Kota Ngawi.
Lokasi bendungan Pondok ini merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi. Selain sebagai sarana irigasi dan pembangkit tenaga listrik, bendungan ini juga dimanfaatkan sebagi obyek wisata. Di bendungan Pondok ini terdapat areal memancing, motor boat, lahan berkemah, taman bermain dan beberapa tempat makan untuk berekreasi keluarga.
Sebelum memasuki kawasan kebun teh Jamus,di sepanjang jalan para pengunjung akan menemui banyak lahan yang ditumbuhi pohon-pohon besar dan rindang, dan hamparan hijau lahan perkebunan teh.
Kebun Teh Jamus merupakan unit perkebunan terbesar di Ngawi. Agrowisata berwawasan lingkungan hidup ini sudah mulai terkonsep sejak tahun 1993 dan meraih penghargaan tingkat nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana Negara Jakarta.
Sebagai daya tarik lainnya, di sekitar obyek wisata ini terdapat air terjun Grojogan Songo Tuk Pakel. Ada pula makam tua pendiri Kebun Teh Jamus Van Der Rappart (1826-1910) asal Belanda. Daya tarik lain adalah Jamus Borobudur Hill (bukit Borobudur), yaitu bukit setinggi 35,4 meter yang terlihat seperti lahan teh biasa, namun jika dipandang dari kejauhan, nampak sebuah bukit mirip berbentuk candi borobudur.
MONUMEN SURYO
Museum Trinil
Museum Trinil adalah museum kepurbakalaan yang terletak di di Dsun Pilang, desa Kawu, kecamatan Kedunggalar, sekitar 14 Km dari kota Ngawi.Museum ini ditemukan oleh seorang berkewarganegaraan Belanda, Eugene Dubois. Fosil yang paling populer yang pernah ditemukan di Ngawi, yaitu Pithecanthropus Erectus, ada di museum bersejarah ini.
Disamping manusia purba didalam museum sendiri juga banyak ditemukan berbagai macam fosil binatang purba, yang paling terkenal adalang ditemukan gading gajah purba.
TAWUN
Taman rekreasi Tawun adalah taman rekreasi dan kolam renang yang terletak sekitar 7Km sebelah timur kota Ngawi.
Dalam taman rekreasi ini, selain kolam renang juga terdapat danau buatan yang dilengkapi dengan kano, kebun binatang mini, area memancing dan kolam kura-kura.
Setiap setahun sekali pada hari selasa Kliwon, tepatnya sesuai kalender Jawa, selalu diadakan ritual tradisional Keduk Beji, sebagai upacara ucap syukur setelah panen.
WADUK PONDOK
Bendungan ini terletak di desa Dero Bringin, sekitar 6 Km sebelah timur Kota Ngawi.
Lokasi bendungan Pondok ini merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi. Selain sebagai sarana irigasi dan pembangkit tenaga listrik, bendungan ini juga dimanfaatkan sebagi obyek wisata. Di bendungan Pondok ini terdapat areal memancing, motor boat, lahan berkemah, taman bermain dan beberapa tempat makan untuk berekreasi keluarga.
Kebun Teh Jamus
Kabupaten Ngawi banyak menyimpan tempat wisata yang bisa dinikmati sebagai obyek wisata keluarga. Kebun Teh Jamus adalah salah satunya. Perkebunan ini terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya di desa Giringkerto, kecamatan Sine. Selain berhawa sejuk, di lokasi ini juga terdapat beberapa tempat unik dan bersejarah.Sebelum memasuki kawasan kebun teh Jamus,di sepanjang jalan para pengunjung akan menemui banyak lahan yang ditumbuhi pohon-pohon besar dan rindang, dan hamparan hijau lahan perkebunan teh.
Kebun Teh Jamus merupakan unit perkebunan terbesar di Ngawi. Agrowisata berwawasan lingkungan hidup ini sudah mulai terkonsep sejak tahun 1993 dan meraih penghargaan tingkat nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana Negara Jakarta.
Sebagai daya tarik lainnya, di sekitar obyek wisata ini terdapat air terjun Grojogan Songo Tuk Pakel. Ada pula makam tua pendiri Kebun Teh Jamus Van Der Rappart (1826-1910) asal Belanda. Daya tarik lain adalah Jamus Borobudur Hill (bukit Borobudur), yaitu bukit setinggi 35,4 meter yang terlihat seperti lahan teh biasa, namun jika dipandang dari kejauhan, nampak sebuah bukit mirip berbentuk candi borobudur.
MONUMEN SURYO
Monumen Suryo, dari namanya mudah dipastikan bahwa
monumen ini berdiri untuk menghormati Gubernur Jawa Timur pertama, Bapak
Serjo.
Monumen ini berdiri di kawasan hutan jati, di kawasan jalan raya Ngawi- Solo. Monumen ini di bangun untuk memperingati tewasnya Gubernur Suyo yang di bunuh olek PKI.
Selain sebagai monumem peringatan, di kawasan obyek wisata ini juga bisa di kunjungi layaknya obyek wisata rekreasi keluarga, karena suasananya yang nyaman dan hijau serta pohon-pohon mahoni di sekitar hutan sangat cocok untuk mereka yang ingin melewatkan hari libur dengan tenang dan damai.
Untuk menuju ke air terjun, pengunjung harus terlebih dahulu melewati hutan di gunung Lawu, melewati jalan yang terjal, rimbunnya bunga liar dan teduhnya hutan pinus. Perjalanan ke air terjun Srambang memang akan sangat melelahkan, karena harus melewati lebih dari 20 tanjakan dan turunan yang licin dan terjal. Tetapi, sesampainya di lokasi air terjun, semua kelelahan terbayar dengan keindahan yang luar biasa elok.
Udara yang dingin dan segar, percikan air terjun, hijaunya hutan dan suasana di sekitar air terjun adalah menu utama yang ditawarkan air terjun dengan tinggi 25 M ini. Untuk masuk ke lokasi air terjun, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp. 2,500 dengan jam maksimal kunjungan jam 3 sore.
Srigati berada di daerah hutan dan merupakan kawasan hutan jati Alas ketonggo. Selain sebagai tempat wisata spiritual, lokasi ini juga digunakan untuk bumi perkemahan.
Di lokasi wisata spritual Srigati ini, terdapat Pelenggahan Agung yang banyak dijadikan sebagai tempat bermeditasi bagi mereka yang ingin kelancaran dalam usaha dan kehidupan pada umumnya. Masyarakat sekitar percaya bahwa Pelenggahan tersebut merupakan tempat dimana Raden Wijaya bertapa mencari petunjuk sebelum membangun kerajaan majapahit
Di Srigati juga ada sebuah batu besar yang biasa di sebut "Watu Gede" atau Batu Besar, konon disinilah merupakan pintu gerbang kerajaan "Dunia Lain" yang ada disana. ada juga tempat bertemunya dua muara sunga yang disebut "Kali Tempuk" yang sering digunakan untuk mandi bagi mereka yang mendalami ilmu kekebalan.Dan masih banyak tempat-tempat dengan aura 'mistis' lainnya.
Monumen ini berdiri di kawasan hutan jati, di kawasan jalan raya Ngawi- Solo. Monumen ini di bangun untuk memperingati tewasnya Gubernur Suyo yang di bunuh olek PKI.
Selain sebagai monumem peringatan, di kawasan obyek wisata ini juga bisa di kunjungi layaknya obyek wisata rekreasi keluarga, karena suasananya yang nyaman dan hijau serta pohon-pohon mahoni di sekitar hutan sangat cocok untuk mereka yang ingin melewatkan hari libur dengan tenang dan damai.
Air Terjun Srampang
Air terjun Srampang, keindahan yang tersembunyi di hutan gunung Lawu. Air terjun ini terletak di Kecamatan Jogo-Rogo, kaki Gunung Sewu, Ngawi,Untuk menuju ke air terjun, pengunjung harus terlebih dahulu melewati hutan di gunung Lawu, melewati jalan yang terjal, rimbunnya bunga liar dan teduhnya hutan pinus. Perjalanan ke air terjun Srambang memang akan sangat melelahkan, karena harus melewati lebih dari 20 tanjakan dan turunan yang licin dan terjal. Tetapi, sesampainya di lokasi air terjun, semua kelelahan terbayar dengan keindahan yang luar biasa elok.
Udara yang dingin dan segar, percikan air terjun, hijaunya hutan dan suasana di sekitar air terjun adalah menu utama yang ditawarkan air terjun dengan tinggi 25 M ini. Untuk masuk ke lokasi air terjun, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp. 2,500 dengan jam maksimal kunjungan jam 3 sore.
Wisata Spiritual Srigati
Lokasi wisata Srigati ini berada 4 KM dari jalan raya Paron - Jogorogo, tepatnya di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah.Srigati berada di daerah hutan dan merupakan kawasan hutan jati Alas ketonggo. Selain sebagai tempat wisata spiritual, lokasi ini juga digunakan untuk bumi perkemahan.
Di lokasi wisata spritual Srigati ini, terdapat Pelenggahan Agung yang banyak dijadikan sebagai tempat bermeditasi bagi mereka yang ingin kelancaran dalam usaha dan kehidupan pada umumnya. Masyarakat sekitar percaya bahwa Pelenggahan tersebut merupakan tempat dimana Raden Wijaya bertapa mencari petunjuk sebelum membangun kerajaan majapahit
Di Srigati juga ada sebuah batu besar yang biasa di sebut "Watu Gede" atau Batu Besar, konon disinilah merupakan pintu gerbang kerajaan "Dunia Lain" yang ada disana. ada juga tempat bertemunya dua muara sunga yang disebut "Kali Tempuk" yang sering digunakan untuk mandi bagi mereka yang mendalami ilmu kekebalan.Dan masih banyak tempat-tempat dengan aura 'mistis' lainnya.